
Pengenalan SMPIT Nahdlatul Qur’an Kudus
Pada era globalisasi yang tumbuh pesat ini dihadapkan dengan percepatan teknologi dan informasi, menuntut setiap orang membutuhkan pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta membentuk pribadi yang berilmu dan beradab. Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat terus berupaya dan bersinergi untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia. Sumber daya manusia yang berpendidikan akan menjadi modal utama pembangunan Nasional. Semakin banyak orang yang berpendidikan maka semakin mudah bagi suatu negara untuk membangun bangsanya.
Namun seiring dengan adanya perkembangan kemajuan zaman membawa dampak dan pengaruh yang kurang baik bagi generasi masa yang akan datang, bahkan kemungkinan bisa merusak nilai-nilai Islam maupun akhlak generasi muda. Jika hal ini dibiarkan, maka tidak menutup kemungkinan akan membahayakan generasi muslim muda dengan dampak negatif.
Salah satu upaya agar terbentuknya generasi penerus umat yang baik adalah dengan cara memberikan pendidikan secara intensif dan membekali ilmu Agama yang kuat kepada anak agar memiliki keimanan dan ketakwaan sesuai dengan landasan al-Qur’an, akhlak yang mulia serta beraqidah. Jadi, anak tidak hanya mendapatkan pengajaran di dalam kelas tetapi juga dibimbing dan diarahkan di setiap harinya. Sehingga dapat berprestasi dalam bidang akademik dan memiliki moral yang baik serta dapat mengamalkan ilmunya.
Sejalan dengan itu Yayasan Nurul Qur’an Kudus melihat dan merasa terpanggil untuk ikut serta mensukseskan tujuan pendidikan tersebut yakni dengan mendirikan Yayasan yang bergerak di bidang pendidikan Islam, diawali dengan adanya pondok pesantren yang telah lama berdiri dan banyaknya permintaan dari para orang tua santri agar mendirikan sekolah formal terintegrasi yaitu dengan sistem boarding school. Lembaga pendidikan formal dalam binaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang menyelenggarakan pendidikan umum dan kejuruan dengan kekhasan agama Islam bagi generasi muda yang dikenal sebagai Sekolah Menengah Pertama Islam Tahfidz Nahdlatul Qur’an Kudus, dengan menerapkan sistem asrama yang diharuskan mukim atau menetap di dalam pesantren. Sehingga para murid di didik dan dibimbing selama 24 jam agar menjadi generasi bernilai qur’ani yang cakap nurani, cerdas kognisi, berakhlaqul karimah dengan beraqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah, dan mumpuni dalam ilmu pengetahuan serta teknologi.