
- November 24, 2024
- kitaadalahsurya
- 0 Comments
- Siswa SMPIT
DIKLAT GURU TAHFIDZ & YANBU’A PONDOK PESANTREN NAHDLATUL QUR’AN KUDUS
Bimbingan Muqri’ Yanbu’a bersanad dilaksanakan pada tanggal 04 Desember 2023 M / 20 Jumadil Awal 1445 H di SMP Islam Tahfidz Nahdlatul Qur’an Kudus yang diikuti oleh 660 peserta yang terdiri dari santri putra, santri putri, dan alumni.
Pada kesempatan kali ini dibimbing langsung oleh Romo KH. Ulil Albab Arwani dan KH. Ahmad Nashih S.Ag dengan susunan acara pembukaan pada jam 08.15, disusul Qiro’ah oleh M. Ahsan Muhadzib kemudian sambutan oleh pimpinan lajnah muqri’ thoriqoh yanbu’a, selanjutnya memasuki pada pembahasan dibawah bimbingan KH. Ahmad Nashiih, beliau menyampaikan visi misi yang berisikan :
- Menciptakan generasi yang memiliki nilai norma, baik dalam bacaan maupun perilaku
- Ikut mengembangkan al-Qur’an dengan baik dan benar dalam pembacaannya
- Meningkatkan kualitas metode bacaan
- Membumikan al-Qur’an Rosm Ustmani
Kemudian beliau juga menghimbau kepada para warga Yanbu’a untuk memiliki prinsip :
- Berjiwa yang penuh keikhlasan
- Menjunjung tinggi keberkahan agar ilmu yang dicari itu bermanfaat, dengan ikhtiar yaitu pentingnya sanad yang jelas (dengan mengikuti diklat yanbu’a termasuk ikhtiar sanad)
- Suka bermusyawarah
- Ahmad Nashih S.Ag mengajak kita untuk mengirim Surah al-Fatihah kepada para masyayikh yang terdahulu dan dilanjutkan mengupas yanbu’a mulai dari jilid 1 sampai 5 dengan memperhatikan makhroj serta tahsinul qiro’ah.
Bertepatan pukul 12:15 bimbingan dari KH. Ahmad Nashiih S.Ag selesai kemudian ishoma, pada pukul 13:15 langsung dibimbing oleh narasumber KH. M. Ulil Albab Arwani atau yang dikenal dengan panggilan Romo Bab, beliau pengasuh Pondok Pesantren Yanbu’ul Qur’an Kudus. Adapun tujuan diadakannya acara ini tidak lain untuk tabarrukan kepada beliau selain itu untuk menyambung sanad keilmuan kepada beliau yang dikenal ahlul qiro’ah sab’ahnya.
Romo KH. Ulil Albab melanjutkan bimbingan jilid 6 dan 7 yang disertai cara menjadi muqri’ atau pengajar yanbu’a secara efektif di RTQ atau TPQ. Beliau menjabarkan syarat menjadi muqri’ada 3 yaitu:
- Belajar pada ahli Qur’an, artinya belajar pada gurunya yang sanadnya menyambung sampai Rasulullah SAW
- Ikhlas yang diniatkan hanya karena Allah
- Niat yang baik
Dalam jilid 6 beliau menjelaskan tentang ghorib atau lafadh-lafadh asing yang tidak biasa dalam pengucapan maupun penulisan pada al-Qur’an dan jilid 7 menjelaskan tentang tajwidil huruf yang mencakup panjang, pendek, dengung, dan jelas.
Dengan adanya Bimbingan Muqri’ Thariqoh Yanbu’a ini pasti Keluarga Pondok Pesantren Nahdlatul Qur’an Kudus merasakan dampak yang sangat besar. Metode Yanbu’a merupakan salah satu cara untuk belajar dan mengajarkan al-Qur’an. Metode Yanbu’a merupakan merupakan penyempurnaan metode-metode yang sudah ada sebelumnya. Banyak kelebihan yang terdapat dalam metode tersebut salah satunya adalah penulisannya yang menggunakan Rosm Ustmany asli sebagaimana tulisan al-Qur’an yang tersebar luas di daerah Timur Tengah. Dengan berbagai kelebihan metode yanbu’a maka metode ini praktis, efektif dan efisien untuk belajar membaca, menulis dan menghafal Alqur’an.
Di akhir pertemuan, Romo Bab memberi ijazah kepada para Keluarga Pondok Pesantren Nahdlatul Qur’an Kudus, dan dijawab secara serentak, “Qobiltu Ijazatan”. Acara berakhir pada pukul 16.30 setelah ditutup dengan do’a.
Harapan. Diklat ini tidak hanya berhenti dalam prosesi acara pelatihan saja, namun Keluarga Pondok Pesantren Tahfidz Nahdlatul Qur’an Kudus terus berlanjut dengan mengaplikasikan dalam keseharian dan akan menjadi ustadzah halaqah di SMP Islam Tahfidz Nahdlatul Qur’an Kudus yang bersanad muttashil kepada Rasulullah Saw. Dengan begitu tidak perlu diragukan lagi bagi siswa SMP Islam Tahfidz Nahdlatul Qur’an Kudus kelak akan bersanad muttashil kepada Rasulullah Saw juga.
Karena sanad keilmuan atau al-atsar merupakan bagian penting dan keharusan bagi seorang yang mau mengajar khusus mengajarkan agama islam, karena dengan sanad keilmuan tersebut maka ilmu yang diajarkannya kepada murid adalah ilmu yang dapat dipertanggung jawabkan. Hal ini dikuatkan dengan QS. Al-Isra’/ 17: 36
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌۗ اِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰۤىِٕكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔوْلًا
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya.”
Leave a Comment